Langsung ke konten utama

KHOTBAH JUM'AH

Memperingati Kelahiran Nabi Muhammad Saw
ان الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور انفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده الله فلامضل له ومن يضلله فلاهادي له, أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له واشهد ان محمدا عبده و رسوله. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى أله وصحبه أجمعين, أما بعد. فياعباد الله أوصيكم ونفسى بتقوى الله…وقد قال الله تعالى فى القرأن الكريم قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Pada kesempatan yang mulia, melalui mimbar khotbah ini, saya berpesan pada diri saya sendiri khususnya dan kepada para jamaah sekalian, marilah kita terus-menerus meningkatkan taqwa kepada Allah Swt. Taqwa dalam arti yang sebenarnya, yaitu dengan melaksanakan perintah Allah serta meningkatkan semua larangan-larangan-nya. Juga taqwa dalam arti taat serta patuh terhadap semua ketentuan yang telah diisyaratkan Allah Swt. Dalam agama islam. Dengan begitu, mudah-mudahan kita mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, amin.Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Nabi Muhammad Saw. Merupakan utusan Allah terkhir dengan membawa agama Islam, sebagai agama yang sempurna kebenarannya, yang membenarkan dan menyempurnakan agama-agama yang di bawah oleh utusan Allah sebelumnya, agar dijadikan pegangan oleh para hamba-Nya dalam perjalanan hidup menuju keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Muhammad Saw. Sebagai utusan Allah yang terkhir, mengemban amanah suci, sebagai wujud nyata dari sifat Rahman dan Rahim Allah terhadap para hamba-Nya. Bahkan merupakan penyempurna dari semua kenikmatan yang telah diberikan-Nya kepada sekalian penghuni alam.
Allah Swt. Berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
Artinya:
“dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya’:107)
Dari ayat diatas kita dapat mengambil pengertian dari ayat tersebut bahwa Muhammad Saw. Adalah insan kamil (manusia sempurna) yang pada dirinya terletak untaian mutiara hikmah sebagai obor penerang dalam hidup dan kehidupan sekalian penghuni alam, yang mengeluarkan manusia dari gelap gulita kekafiran menuju cahaya kebenaran, yaitu dinul islam yang  diridai Allah Swt.kehadiran beliau adalah sebagai juru selamat yang mengantar kepada kebahagiaan yang lahir dan batin, dunia akhirat.
Oleh sebab itu, menyebut dan memperingati kehadiran beliau menjadi sebuah keniscayaan bagi orang tau terimakasih dan berbelas budi. Hari dan bulan kelahiran baliau harus kita peringati sebagai titik awal bagi peningkatan pengabdian kepada Allah sebagai Dzat yang telah menyempurnakan semua kenikmatan-Nya.
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Saat ini kita telah kembali memasuki bulan Rabiul Awal, bulan dimana ummat Islam diseluruh penjuru dunia merayakan hari kelahiran atau Maulid Nabi besar Muhammad Saw. Yang tepat jatuhnya pada tanggal 12 Robiul Awal tahun 53 sebelum hijrah. Disamping sebagai hari kelahiran Rasulullah, tanggal 12 Rabiul Awal sebenarnya juga mempunyai nilai sejarah lain yang juga patut diperingati oleh ummat Islam. Pada tanggal tersebut Rasulullah melakukan hijrahnya dari Mekkah ke Madinah, dan pada tanggal itu pula,Rasulullah tutup usia (wafat) untuk menghadap kehadiranAllah Saw.
Banyak nilai sejarah yang terkandung dalam 12 Rabiul Awal yang patut diperingati, hanya saja, diantara beberapa peristiwa besar itu yang biasa diperingati kaum muslimin adalah hari kelahiran Rasulullah yang terkenal dngan istilah peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw, dan telah menjadi tradisi Umat Islam sejak dulu hingga sekarang, walaupun dengan cara dan bentuk yang berbeda-beda, namun tetap dalam konteks dan semangat yang sama yaitu mencintai dan meneladani Rasulullah Saw.
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Pada dasarnya, tidak ada nash atau ayat Al-Qur’an maupun hadis yang nyata-nyata memerintahkan atau melarang diadakannya peringatan terhadap hari-hari besar tersebut, maka penyelenggaraan peringatan tersebut sifatnya sangat cultural dan hukumnya boleh, sebab tidak termasuk menyalahi aturan syariat yang ditetapkan oleh Islam.
Bertolak dari pengertian tentang penyelenggaraan peringatan di atas, maka muatan atau bentuk panyelenggaraannyalah yang dapat mengubah atau mempengaruhi hukum asalnya. Adapun bentuk penyelenggaraan peringatan maulid yang disukai dan biasa diselenggarakan oleh para ulama dahulu adalah sebagaimana yiang disebutkan dalam kitab “At-Tanbihatul Waajibat” karya seorang ulama besar, K.H. Hasyim Asy’ari, Tebuireng, Jombang, JawaTimur.
Dalam kitab itu dijelaskan bahwa bentuk peringatan Maulid nabi berupa perkumpulan banyak manusia, yang disitu dibaca ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis yang mengisahkan tentang peristiwa dan kelebihan-kelebihan Rasulullah semasa dalam kandungan, saat kelahiran maupan pasca kelahiran beliau. Demikian juga budi pekerti dan akhlak beliau yang mulia. Setelah itu, dibagikan kepada mereka sekedar makanansebagai jamuan. Adakalanya dalam peringatan itu disertai memukul rebana namun tetap dalam konteks seni yang bernuansa Islami.
Sedangkan peringatan maulid Rasulullah Saw. Yang dilakukan oleh Syaikh Umar bin Muhammad Al-Mulla, salah seorang saleh yang ternama dikota Irbil dan banyak diikuti oleh masyarakat sekitarnya adalah dengan bersedekah, bakti sosial, berbuat kebajikan dan melahirkan rasa suka dan gembira atas kelahiran beliau.bentuk  peringatan seperti itu menunjukkan rasa kecintaan pengagungan dan pemuliaan terhadap baginda Rasulullah Saw. Serta ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt. Atas nikmat dan anugrah-Nya yang besar berupa kedatanganya dan pembawa hidayah, kebenaran serta kasih sayang untuk seluruh alam.
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Nabi Muhammad Saw. Dilahirkan di kota Mekkah dari seorang ibu yang bernama Aminah dan seorang ayah yang bernama Abdullah yang telah meninggal dunia sebelum kelahiran beliau. Masa kecilnya, beliau disusui oleh Tsuwaibah, seorang budak perempua milik Abu Lahab yang lantas memerdekakan lantaran memberi kabar gembira kepadanya atas kelahiran beliau. Menurut suatu kisah, Abu Lahab pernah ditanya, “Bagaimana keadaanmu?” ia menjawab, “aku di neraka , hanya saja aku diberi keringanan siksa setiap malam senin dan aku bisa menghisap air dari ujung kedua jariku. Semua ini berkat aku memerdekakan Tsuwaibah budakku saat ia memberiku kabar gembira atas kelahiran Nabi dan lantaran susuannya kepada beliau.”
Berpijak dari kisah diatas, Ibnu Jauzari berpendapat bawa jika Abu Lahab yang nyata-nyat telah kafir, bahkan Al-Qur’an telah menetapkan sebagai orang yang celaka, masih diberi balasan berupa keringanan siksa setiap malam senin lantaran kegembiraannya atas kelahirannya Rasulullah, lalu bagaimana dengan orang islam yang tidak menyekutukan Allah dan merasa gembira atas kelahirannya Rasulullah dan mau menyerahkan apa yang dimilikinya demi kecintaan kepada Rasul? Kiranya, balasan Allah Swt. Lebih patut ialah surga, tempat kenikmatan yang abadi. Itulah diantara keagungan dari memperngati Maulid Nabi Muhammad Saw.
Pringatan maulid Nabi Saw. Akan menjadi lebih baik bila kita mau mencontoh peringatan yang diadakan oleh para ulama terdahulu, yaitu dengan menyelenggarakan suatu acara yang islami, bersedekah menyantuni fakir miskin dan anak-anak yatim, serta menampakkan perasaan bahagia atas kelahiran beliau dan mengikuti segala ajarannya, menyelenggarakan pengajian dan ceramah-ceramah agama.
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Bentuk-bentuk lain yang berupa kemaksiatan dan kemungkaran dalam memperingati maulid Nabi Saw. Harus dijauhi dan ditinggalkan. Karena peringatan dalam bentuk itu tidak lagi di perbolehkan dan haram hukumnya. Seperti misalnya pentas music yang tidak islami, berjoget yang membangkitkan nafsu, mabuk-mabukan, bercampurnya laki-aki dan perempuan yang bukan hak dan mahramnya, berjudi dan lain-lin. Semua itu merupakan bentuk kemungkaran dan kemaksiatan yang dilarang oleh agama. Menyumbangkan dana untuk keperluan kegiatan tersebut juga dilarang, sebab hal itu termasuk membantu terselenggaranya kemaksiatan.
Allah Swt berfirman:

وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
Artinya:
“Dan janganlah kalian tolong-menolong atas perbuatan dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Maidah:2)
Memperingati maulid Nabi Saw. Dengan disertai kemaksiatan dan kemngkaran merupakan sebuah kenifakan yang sangat kontradiktif dengan tujuan asalnya. Hal itu sama dengan menampakkan sesuatu yang tidak sesuai dengan isinya, lahirnya memperingati kelahian Rasulullah dengan rasa cinta dan pengagungan beliau, namun isinya berbentuk perbuatan yang dibenci dan dilarang oleh beliau. Maka, hal ini dapat pula disebut sebagai menyalahi etika atau su’ul adab terhadap Rasul atau bahkan termasuk bentuk penghinaan yang menyakiti beliau. Karena penghinaan bukan hanya berupa ucapan, namun juga bisa ber bentuk perbuatan yang tidak sesuai atau berlawanan dengan ajaran islam yang dibawa beliau. Bagi yang melakukan deikian, mendapatkan laknat Allah Swt dan diancam dengan siksaan yang menghinakan. Pehatikanlah firman Allah Swt. berikut ini:
إِنَّ الَّذِينَ يُؤْذُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا مُّهِينًا
Artinya:
“sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, maka Allah akan melaknati mereka dan menyediakan bagi mereka siksa yang menghinakan.” (QS. Al-Ahzab:57)
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Apabila kita mengakui banar-benar sebagai umat Muhammad Saw. Senantiasa taat dan tunduk akan syariat dan ajarannya, maka dalam kesempatan memperingati hari-hari bersejarah bagi beiau lebih dahulu hendaklah kita niatkan sebagai bukti syukur atas anugrah Allah yang telah menunjukkan jalan keselamatan melalui utusan-Nya; juga hendaklah kita niatkan sebagai penghormatan atas kecintaan kepada beliau, dengan tujuan agar lebih benyak lagi memperoleh suri teladan dari kisah perjuangan beliau untuk kita terapkan dalam perjalanan hidup kita sehari-hari dan agar mendapatkan syafa’at beliau.
Marilah kita jadikan bulan kelahiran nabi Muhammad Saw. Ini sebagai tolak peningkatan aktivitas kesalehan dan pengabdian yang benar kepada Allah Swt. Dengan cara inilah kita akan memperoleh janji Allah yang berupa kebahagiaan dunia akhirat dan terhindar dari ancaman siksa-Nya yang amat pedih.
Akhirnya, sebagai penutup khotbah ini kami mengajak saudara-saudara untuk senatiasa menaati Nabi Muhammad Saw. Sebagai utusan Allah yang terakhir yang ajaran dan syariatnya berlaku sampai akhir zaman.
Degan menaati ajaran Nabi Muhammad Saw. Berarti kita telah menaati Allah dan Rasul-Nya dan terpelihara diri kita dari kesesatan. Allah Swt. berfirman:

مَّنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللّهَ وَمَن تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا
Artinya:
“Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barang siapa yang berpaling dari (ketentuan itu), maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi pelihara bagi mereka.” (QS. An-Nisa’:80)
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Barbahagialah orang-orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dengan mengikuti beliau, sehingga Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa mereka, dan kelak bisa berkmpul bersama beliau di surga. Amin.
KHUTBAH KEDUA:

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KH. ASRORI AL ISHAQI

BIOGRAFI - KH. AHMAD ASRORI AL-ISHAQI 12:43:00 PM    2 comments KH. Ahmad Asrori Al-ishaqi merupakan putera dari Kyai Utsman Al-Ishaqi. Beliau mengasuh Pondok Pesantren Al-Fithrah Kedinding Surabaya. Kelurahan Kedinding Lor terletak di Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya. Di atas tanah kurang lebih 3 hektar berdiri Pondok Pesantren Al-Fithrah yang diasuh Kiai Ahmad Asrori, putra Kiai Utsman Al-Ishaqy. Nama Al-Ishaqy dinisbatkan kepada Maulana Ishaq, ayah Sunan Giri, karena Kiai Utsman masih keturunan Sunan Giri. Semasa hidup, Kiai Utsman adalah mursyid Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah. Dalam dunia Islam, tarekat Naqsyabandiyah dikenal sebagai tarekat yang penting dan memiliki penyebaran paling luas; cabang-cabangnya bisa ditemukan di banyak negeri antara Yugoslavia dan Mesir di belahan barat serta Indonesia dan Cina di belahan timur. Sepeninggal Kiai Utsman tahun 1984, atas penunjukan langsung Kiai Utsman, Kiai Ahmad Asrori meneruskan kedudukan mursyid ayahnya. Ketokohan Kiai Asror

Berpuasa Ala Jawa, puasa mutih, pati geni, Puasa Ngrowot

Bagi  orang jawa tentunya kita juga harus tau berbagai macam budaya-budaya yang ada di jawa, atau kebiasaan-kebiasaan orang jawa, seperti halnya puasa, sebelum adanya Islam di tanah jawa tradisi memperkuat diri dengan berpuasa sudah ada.. mari kita teliti lebih dalam.. Sejatinya puasa adalah hal yang penting untuk meningkatan spiritual seseorang. Di semua ajaran agama, biasanya disebutkan tentang puasa ini dengan berbagai versi yang berbeda. Menurut sudut pandang spiritual metafisik, puasa mempunyai efek yang sangat baik dan besar terhadap tubuh dan fikiran. Oleh masyarakat Jawa, bulan puasa juga diyakini sebagai bulan penuh berkah dan memiliki keistimewaan tersendiri. Filosofi Jawa menyatakan, puasa sebagai sarana menggembleng jiwa, raga, mempertajam rasa batin, olahrasa-pangrasa, serta menyucikan hati dan pikiran. Para penghayat kejawen telah menemukan metode-metode untuk membangkitkan spirit agar menjadi manusia yang kuat jiwan

SEJARAH MANBAUL ULUM

SEJARAH PESANTREN MANBAUL ULUM Madrasah Manbaul Ulum Sinoman Pati merupakan lembaga pendidikan yang bercirikas Islam, yang berada di bawah naungan Yayasan Khoiruman dengan akte Notaris Ahmad Firedenan SH, No. 2 Tahun 2007 yang terletak di desa Sinoman Pati. Madrasah ini berdiri di atas tanah seluas 870 m2 yang merupakan tanah wakaf dari KH Malik Abdul Aziz. Lokasi Madrasah ini sangat strategis karena berada di perbatasan antara Kecamatan Pati, Juwana, dan Wedarijaksa. Lokasi tersebut berdekatan dengan masjid Desa Sinoman sehingga siswa dapat melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler dengan maksimal. Mengenai letak berdirinya Madrasah Tsanawiyah Manbaul Ulum Sinoman Pati, sebagai berikut : Sebelah Utara, berbatasan dengan Desa Tawangharjo Wedarijaksa. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Desa Gadingrejo Juwana. Sebelah Barat, berbatasan dengan Desa Margorejo Wedarijaksa. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Margomulyo Juwana. 2. Tinjauan Historis Dilihat dari nama Manbaul Ulum, merupaka